Laron
Malam itu berbeda dari malam biasanya, Bintang tak tampak senyumannya begitupun
dengan sang rembulan, langit tampak bersedih,udarapun seakan ikut bersedih,
semuanya pun ikut bersedih. Hanya Laron yang ku lihat tak bersedih. Mereka
berterbangan dari rumah ke rumah dari ruangan ke ruangan, mereka mencari
cahaya, termasuk ke kamarku.
Ku dengar ibu menyuruh adikku untuk mematikan
lampu, “ra....,matikan lampunya banyak laron”,ya mah...”jawab adik ku. Laron?,
matikan lampu?, tiba-tiba terbayang di otakku hafalan surah al-qoriah beserta
artinya setoranku pada Pak Ustad minggu kemarin. Surah ke empat,
” يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ “. Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang bertebaran. Seperti inikah pada hari kiamat nanti?, semua manusia seperti laron, dan ketika lampu di matikan oleh sang maha pencipta, semua manusia akan saling bertubrukkan, berhamburan dan terinjak-injak. Hanya dialah yang maha tahu, "lin....,matikan lampu kamarnya" suara ibu membangunkanku dari alamku.Ku lihat laron di kamarku semakin banyak.
” يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ “. Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang bertebaran. Seperti inikah pada hari kiamat nanti?, semua manusia seperti laron, dan ketika lampu di matikan oleh sang maha pencipta, semua manusia akan saling bertubrukkan, berhamburan dan terinjak-injak. Hanya dialah yang maha tahu, "lin....,matikan lampu kamarnya" suara ibu membangunkanku dari alamku.Ku lihat laron di kamarku semakin banyak.
Tidak ada komentar:
Write komentar